Pada Malam-Malam yang Panjang—

“Pada malam-malam yang panjang, kelak, ‘ku pinta kasih-Mu kembali”.


Di ruangan kosong ini, 

aku melamuni segala sesuatu yang membuatku terlihat lebih asih.

Aku bercerita kepada siapapun yang mungkin ingin mendengar; 


“lengkapilah aku, lengkapi segala sukacitaku—

palingkanlah dukacita dariku, biarlah segala lapangku ‘tak melapangkan kembali hal yang sedari awal tidak perlu terjadi”


Di ruangan kosong ini,

aku menghantui diriku sendiri.

Menghantui aku yang habis ditelan pelan-pelan oleh layunya masa lampau—

yang habis tergerus pikiran akan berputih tulangnya masa-masa di depan.


Tidak ada Engkau, jika ada, mungkin sepanjang malam aku tidak perlu terjaga. 


Sungguh dalam masa tidak berpengharapan, bahkan aku tidak tiba-tiba pulang ke sekawanan pemabuk, menceritakan kegundahan di keasingan seolah-olah tidak ada penampung. 

Biarlah kiranya gelisah yang aku eratkan pada nafas, aku sesap seorang diri. 


Tidak ada Engkau, jika ada, mungkin sepanjang malam aku tidak perlu terjaga. 


Di ruangan kosong ini, aku lantas terus mencari.

Menanam harapan sebelum setelahnya kuhirup Kau ‘tuk kembali melanjutkan nyawaku.

Lagu-lagu bising di kepalaku, 

aku katakan kepada mereka, tidak akan aku berpamit.


Bahwasanya benar, kini;

“Pada malam-malam yang panjang, aku akan terus meminta kasih-Mu kembali”.

Komentar

Postingan Populer