Trotoar dan Aspal?
Sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya hal— ialah samudera.
Ia tidak bisa direnangi sampai habis.
Ombaknya tenang, jarang seperti perang.
Biarkan dia yang mendatangi daratan, karena makhluk dari sini tidak bisa merenangi sampai habis.
Trotoar dan aspal?
rela diinjak-injak hingga rusak.
Sementara, gundah manusia dan kebahagian— dipupuk terus hingga terasa akan mati.
Pula luka dan kesembuhan,
sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya adalah hal tidak pasti.
Makhluk daratan dengan rasa dan logika, mungkin biasa tenggelam di dalamnya.
Tempat tidur dan atap,
sungguh ada kah orang yang tidak pernah meratapi nestapa di tengah-tengahnya? mungkin karena dia tidak punya kamar.
Hembusan nafas tersengal dalam senyap, tidak akan ada yang mendengar kecuali tembok dan batu di dalamnya.
Atau, barangkali makhluk tidak tampak di dalam ruangnya?
Sedalam-dalamnya di seluas-luasnya kesunyian kamu mengubur pedih dan menyembunyikan sekaan air matamu,
duka dan derita,
ratapi saja hingga terasa mati.
Tapi kebahagian? dia ada di ujung sana— keluarlah sambil berlari.
Komentar
Posting Komentar