Tumbuh

Mengasihiku mungkin semudah kau menghirup-hembuskan nafas.

Membuatku sadar dikasihi pula semudah aku mendengar irama degup jantung kau.


Aku yang sudah biasa jatuh hati pada hal-hal yang bisa mengajariku cara ‘tuk berhenti,

sejatinya kali ini terulang lagi,

berlarut memiliki kesia-siaan hingga yang kurasa mati suri. 


Kelak, ketika kau dan semua bayang-bayang kau tidak lagi hadir,

tidak menyiasat seperti angin yang masuk di balik celah jendela ‘tuk dirasakan,

mungkin di saat itu aku bangkit.


Aku berdoa untuk segala hal buruk dan baik yang terjadi kepada kita.

Biarlah sejatinya mereka tumbuh menjadi cemas atau riang,

menjadi duka atau suka,

menjadi benci atau kasih.

Biarlah sejatinya mereka tumbuh di dalam kau dan aku yang sedari awal membuka segala kesempatan yang belum sempat tumbuh.


Kini, di mana pun kau dan aku ditempatkanNya, sisakan 1 ruang untuk menumbuhkan segala sesuatu yang sempat dipaksakan— berkenan.

Rampunglah kiranya kita, 

kau dan aku yang sempat berseteru diam-diam dalam diri sendiri demi menjelma sempurna,

nyatanya segala sesuatu tersebut memang bukan kita.


Kelak, ketika kau dan semua bayang-bayang kau tidak lagi tampak, 

tidak menyiasat layaknya anak kecil merengek demi segala perhatian ibunya, 

mungkin di saat itu aku bangkit.


Kini, di mana pun kau dan aku berada, ingatlah untuk selalu bertumbuh— lalu berkenan.

Pula, segala kasih yang pernah kita usahakan, biarlah usai— lalu relakan.

Komentar

Postingan Populer