Epilog

Selaras rinai luruh, 

Terpecahlah intuisi.

Harapku, 

Kurun itu kau patahkan.


Sungguh jua tak kau pahami betapa ku berlomba tinggalkan jelmamu,

Merasa masih fasih mencintai tapi sejatinya pun akulah tulah yang harus kau sanggah.


Melakon kisah bak sekilas kilat? 

Tak apa, 

Kataku berulang kali yakini kasih-kasihku yang terlanjur patah. 

Petualangan kini berujung noktah,

Entah dalam dimensi mana lagi, 

Tersua damba-dambaan kini.


Sungguh kuharap waktu bergegas lajak, 

Perihal aku yang ingin melupa,

Pula kau yang ingin melepas segala belenggu dengan imajiku. 


Turut berduka untukku, 

sampailah bahagia kelak untukmu setengah sukmaku.

Karena tuturmu, 

Segala bahagiamu mengikat pada bahagiaku.

Komentar

Postingan Populer