Bogor, kosong

Bogor, kosong


Sebuah pernyataan yang sahih jika dikatakan Kirana adalah subjek yang sulit
Rencana dan waktu Kirana buat tidak pernah menembus lorong realita
Sungguh ironi yang keji
Susun menyusun ingin, 
Merangkai khayal, 
Menyetujui proposal ambisi hati yang tak tau kemana tujuannya.

Di jalan padjajaran Kirana bersiul, 
berjalan melewati tepi taman kencana,
Tersenyum dalam haluan tetap,
Mendengarkan lagu Dia dari maliq & d’essential adalah suatu kebenaran yg tak dapat disangkal, bahwa bahagia semudah itu.

Di depan, Kirana pandangi gunung salak yang sedang berkabut,
tetapi Bogor tidak sedang mendung.
Kirana bingung, “mengapa” tanyanya.
Lalu Kirana tersadar telah melangkah terlalu jauh, 
Di Bogor, tiba-tiba ia sulit merasa,
Tersadar karena lagu selanjutnya ialah untitled dari maliq & d’eseential.
Lalu haluan kirana terhenti.

Kirana tak lagi melangkah tersenyum
Bukan sebab gunung salak yang mendung,
Karena Kirana tersadar ambisi hati yg telah lama tersusun tidak akan tembus lorong realita
Kirana pun kosong, lelah sebentar. 
Lalu menyusun ulang hingga tersadar masih akan tetap kosong.



Bogor, 12 May 2012 - Waktu menunggu tidak kosong. 

Komentar

Postingan Populer